Kegiatan

Jumat, 27 September 2019. Sekitar 25 santriwati dari Madrasah Aliyah Bustanul Muta'alimin Kota Blitar pagi ini berkunjung ke Koleksi Memorabilia. Maksud kunjungan mereka adalah untuk belajar sejarah. Pustakawan yang bertugas di Koleksi Memorabilia dengan senang hati menerima dan menjawab pertanyaan adik-adik santriwati ini. Pertanyaan mereka seputar sejarah pendirian Perpustakaan Proklamator Bung Karno dan sejarah perjuangan Bung Karno. Belajar di perpustakaan memang mengasyikkan. Selain mendengarkan penuturan pustakawan tentang riwayat Bung Karno, adik-adik ini juga bisa melihat langsung koleksi benda-benda peninggalan Bung Karno seperti koper dan baju, serta miniatur rumah pengasingan beliau di luar Pulau Jawa. Bila belum puas, bisa melanjutkan belajarnya dengan membaca buku di Koleksi Khusus Bung Karno. Di sana dilayankan pidato-pidato Bung Karno, buku-buku yang ditulis oleh Bung Karno, buku-buku yang dibaca oleh Bung Karno, dan buku-buku hasil karya penulis dunia tentang Sang Proklamator. Ternyata masih banyak warga Blitar yang belum mengenal sosok Bung Karno secara mendalam. Tugas kamilah untuk mendekatkan Sang Proklamator pada generasi milenial penerus bangsa ini agar mereka terinspirasi dan termotivasi oleh Bapak Pendiri Bangsa.(nk)

 

 

September 2, 2019 - Memorabilia Collection of Proklamator Bung Karno Library is not only the tourist destination for domestic tourists. It also becomes the destination for foreign tourists who visit Blitar City. 

His name is August Bakhuyn. He is a Dutch. His parents are from West Java and Central Java, Indonesia, but he was born in Netherlands. He married a Dutch Lady. This is the first time for August, his wife, and his family visiting Blitar. They visited Proklamator Bung Karno Library.

August and his family were very interested and enjoyed the librarian story of Bung Karno's life and struggle to achieve the independence of Indonesia. In Memorabilia Collection, they can see Bung Karno's heritage such as suitcase, coat, and bedsheet with Bung Karno's hand-writing on it.

Hendry, August' younger brother-in-law, was very impressed with Bung Karno's story. He said that he wants to learn more about Bung Karno after visiting Proklamator Bung Karno Library, especially Memorabilia Collection. (nk)

 

 

 

 

Senin, 02-09-2019 - Koleksi Memorabilia UPT Perpustakaan Proklamator Bung Karno selain menjadi tujuan wisata bagi wisatawan domestik, juga menjadi tujuan bagi wisatawan mancanegara yang datang ke Kota Blitar. 

August Bakhuyn namanya. Warga negara Belanda keturunan Indonesia yang dilahirkan di Negeri Kincir Angin. Ayah ibunya dari Jawa Barat dan Jawa Tengah. Baru kali ini datang ke Blitar bersama istri dan keluarganya, kemudian berkunjung ke UPT Perpustakaan Proklamator Bung Karno. 

August dan keluarganya tampak tertarik dan senang saat pustakawan menceritakan sejarah kehidupan dan perjuangan Bung Karno. Apalagi terdapat beberapa benda peninggalan Bung Karno yang dilayankan di Koleksi Memorabilia, seperti koper, jas, dan seprei yang terdapat tulisan tangan Bung Karno, 

Adik ipar August, Hendry, terkesan dengan Bung Karno dan sepak terjangnya dalam perjuangan meraih kemerdekaan Indonesia. Beliau menyampaikan ingin mempelajari lebih lanjut tentang Bung Karno setelah kunjungannya ke Koleksi Memorabilia. (nk)

 

 

 

 

30 Agustus 2019 - Tahukah kamu bahwa penulisan tanggal pada naskah proklamasi adalah 17-8-'05 ( pada draft naskah yang ditulis oleh Bung Karno ) dan hari 17 boelan 8 tahoen 05 ( pada naskah yang diketik oleh Sayuti Melik ) ? Bung Karno membacakan Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Jadi, apakah Bung Karno salah menulis atau Sayuti Melik salah mengetik?

Pada 1945, Indonesia dibawah kependudukan Jepang. Saat itu Indonesia menggunakan tahun Jepang, yaitu sistem kalender Jimmu. Jimmu adalah Kaisar Jepang yang naik tahta pada tahun 660. Tahun 1 kalender Jimmu lebih awal 660 tahun daripada  tahun Masehi (kalender Gregorian), sehingga tahun Jepang berdasarkan kalender Jimmu dihitung dengan menambahkan  660 pada angka tahun tahun Masehi. Tahun 1945 kalender Gregorian sama dengan tahun 2605 kalender Jimmu.

Penulisan angka tahun '05 ini sering menarik perhatian pemustaka di Koleksi Memorabilia. Begitu juga hari ini, Kamis 30 Agustus 2019, saat kami menerima kunjungan siswa-siswi dari Kelompok Bermain dan TK Istiqomaturrohmah Kota Blitar sebanyak 150 orang, muncul pertanyaan menngenai penulisan angka tahun kemerdekaan di Teks Proklamasi Kemerdekaan. Kunjungan pemustaka cilik kali ini dalam rangka mengenal sejarah Proklamator, menanamkan rasa nasionalisme dan cinta tanah air sejak usia dini. Kegiatan diawali dengan menonton film di Ruang Audio Visual dan dilanjutkan dengan story-telling di Koleksi Memorabilia. (nk)

 

 

 

Kamis, 29 Agustus 2019 - Belajar sejarah kini tidak hanya dengan duduk tenang di dalam kelas mendengarkan guru bercerita. Di Koleksi Memorabilia Perpustakaan Proklamator Bung Karno, pemustaka dapat belajar sejarah dengan cara yang lebih menyenangkan, yaitu dengan melihat langsung benda peninggalan Bung Karno sambil mendengarkan kisah perjuangan Sang Bapak Bangsa yang dituturkan oleh pustakawan di sana. Hari ini Perpustakaan Proklamator Bung Karno mendapat kunjungan dari adik-adik PAUD PKK Al Huda Kota Blitar. Setelah selesai membaca buku di Koleksi Anak dan Remaja, mereka berkunjung ke Koleksi Memorabilia.

Anak-anak ini tertarik dengan salah satu koleksi yang ada, yaitu jas. Koleksi ini merupakan hibah dari Bapak Demas Korompis dari Bandung. Ayahnya, Alex Korompis, adalah mantan komandan kompi dan ajudan Bung Karno. Selain jas, di Koleksi Memorabilia juga terdapat koper Bung Karno, uang seri Bung Karno, replika keris Bung Karno, seprei yang terdapat tulisan tangan Bung Karno dan foto-foto Bung Karno mulai kecil sampai beliau meninggal dunia. (nk)  

 

Kamis 29 Agustus 2019, Perpustakaan Proklamator Bung Karno untuk kesekian kalinya menerima kunjungan dari pemustaka cilik. Mereka adalah siswa-siswi dari RA Nurul Huda, RA Al Ikhlas, dan RA Darussalam Kota Blitar beserta bapak ibu gurunya sejumlah 110 orang. Kunjungan ini dalam rangka pembelajaran sesuai  tema Kecintaan pada Tanah Air. Kegiatan diawali dengan pemutaran film dan dilanjutkan dengan story-telling kisah Bung Karno sambil melihat-lihat benda-benda peninggalan Bung Karno di Koleksi Memorabilia. Anak-anak bersemangat mengikuti rangkaian kegiatan, terlebih lagi saat diadakan kuis berhadiah oleh pustakawan yang bertugas memandu kegiatan. Diharapkan setelah berkunjung ke Perpustakaan Proklamator Bung Karno, siswa-siswi RA yang merupakan generasi penerus bangsa ini dapat meneladani semangat Bung Karno dan kegemaran beliau membaca buku. (nk)

Dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan ke-74 Bangsa Indonesia, UPT Perpustakaan Proklamator Bung Karno mengikuti kegiatan Pawai Kebangsaan, Sabtu (24/8/2019), Kegiatan pawai ini merupakan salah satu dari banyak rangkaian kegiatan yang diinisiasi oleh pemerintah Kota Blitar. Kurang lebih 30 orang dari PPBK ikut serta dengan didampingi langsung oleh Kepala Bidang layanan Informasi dan Kerjasama, Drs.Agus Sutoyo M.Si serta Kepala Bidang Pengembangan dan Pelestarian Bahan Pustaka Nurny Syam S.Sos. Tampil dengan berseragam Merah Putih sesuai dengan Tema SDM Unggul Indonesia Maju serta Literasi untuk kesejahteraan. Menampilkan kesenian dari sanggar seni Wahyu Sabdo Kawedar untuk melestarikan budaya agar generasi milenial tidak lupa akan jati diri bangsanya. (hry)

 

Rabu (21/8/2019), tim UPT Perpustakaan Proklamator Bung Karno mengunjungi SMA N 2 Blitar. Kegiatan ini termasuk dalam program Forum Komunitas Pembaca Aktif (FKPA). Setelah merilis program dan membuat seminar yang dilaksanakan di PPBK, kegiatan FKPA dilangsungkan di sekolah-sekolah wilayah Kota dan Kabupaten Blitar. SMA N 2 Blitar menjadi tuan rumah pertama di tahun ini. Terhitung 297 siswa menjadi peserta, ditambah sejumlah guru.

Kepala Bidang Layanan Informasi dan Kerjasama PPBK, Agus Sutoyo, memberikan sambutan. “ Di sini ada yang suka menulis? Sudah pernah dibimbing? Nah lain kali saya datang ke sini buat bimbing menulis. Kalian juga bisa main ke Perpus Bung Karno, cari sebanyak-banyaknya gagasan dan informasi yang ada dikoleksi,” jelas beliau.  Paparan pertama disampaikan oleh Widi Astuti, yang membawakan materi tentang pentingnya Literasi di abad 21. Kemudian giliran Budi Kastowo, pustakawan PPBK menjadi pemateri yang kedua. Tema yang dibahas adalah Literasi Kebangsaan. Sembari memaparkan materi, Budi memberikan berbagai pertanyaan kepada peserta. Yang berani unjuk pendapat, langsung diberikan hadiah. Suara merdu dari paduan suara SMA N 2 Blitar menjadi penutup yang apik. Salah satu lagu yang mereka nyanyikan berjudul Indonesia Jaya. Penyemangat dalam kehidupan berbangsa. (hry)

Page 36 of 69